Kanya Retno Budiman, mahasiswa fakultas Seni rupa dan Desain jurusan Desain Produk angkatan 2018 ini berhasil menjadi mahasiswa prestasi di ITB. Ditengah kesibukannya sebagai mahasiswa ITB Ia mampu mengatur waktu dengan baik antara pendidikan dan pekerjaannya. Ia bekerja di bagian Investment perusahaan Global Founders Capital. Beliau juga merupakan pendiri “Kita Berkisah” yang merupakan layanan mental health. Sejak awal, Ia tidak pernah memiliki keinginan untuk lomba karena dulu Ia selalu takut untuk mencoba sesuatu dan gagal. Namun, Ia belajar bahwa semakin cepat untuk memulai akan semakin baik dan dari situlah Ia memberanikan diri untuk mengikuti lomba di semester 4.

Banyak prestasi yang sudah Ia capai salah satunya adalah mendirikan “Kita Berkisah” yang merupakan layanan untuk membantu orang-orang dalam menghadapi kondisi mentalnya. Pada tahun 2017 Ia didiagnosa mengalami anxiety disorder dan selama bertahun tahun Ia bertarung melawan kondisi mentalnya tetapi Ia bersyukur karena orangtua dan teman-teman yang selalu ada untuk mendukung dia. Setelah kondisinya membaik, sebagai bentuk syukurnya, Ia ingin membantu orang diluar sana yang mengalami hal yang sama seperti apa yang dia alami.

Perasaan Kanya dalam menerima penghargaan Ganesha Prize ini ialah kaget dan bingung karena tidak pernah terpikirkan olehnya akan mendapatkan penghargaan ini. Ia juga tidak pernah berani untuk berharap mendapatkan penghargaan ini karena dulu dia sering dianggap remeh. Ia sangat merasa terhormat untuk mendapatkan penghargaan seperti Ganesha Prize ini.

Rintangan yang sangat banyak telah Ia lalui sampai pada  akhirnya mendapatkan penghargaan ini karena selalu ada pro dan kontra. Mulai dari semester 1 pasti banyak ‘lika liku’ yang harus dihadapi sampai sekarang sudah  4 tahun Ia berkuliah di Institut Teknologi Bandung, berjalan tidak selalu lancar saja tetapi Ia selalu menerapkan kepada dirinya sendiri sejak menginjak bangku SMP bahwa Ia selalu percaya bahwa apapun yang Ia lakukan, Ia selalu pastikan untuk melakukan yang terbaik. Pentingnya kemauan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik dengan memastikan bahwa kita berada dilingkungan yang tepat. Daripada kita terus mengeluh, lebih baik kita menanyakan kediri sendiri  “Okay, what can I do next to learn a keys of improvement?” ucap Kanya.            

Motivasi yang dimiliki Kanya untuk melakukan ini semua sesimple karena dia ingin dimasa depan nanti ketika Ia mempunyai anak, anak anaknya bisa bangga mempunyai Ibu seperti Kanya. Ia juga ingin membantu orang lain yang bisa berdampak baik untuk mereka dengan aksi yang sederhana misalnya menyediakan services yang bisa membantu orang sekitar senang dan terbantu.  Tekad dan semangat yang dimilikinya, membuat Kanya memiliki kualitas diri yang baik.  Kanya bisa dibilang seseorang yang mempunyai ‘grade’ tinggi yang membuat menjadi salah satu keuntungan dan ketekunannya. Ia merasa ketika mengalami kegagalan, harus mencobanya lagi dengan tidak mudah menyerah. Dikarenakan Ia percaya bahwa setiap ada kegagalan pasti ada pembelajaran yang didapatkan dan mungkin Tuhan berkata bahwa ini belum waktunya. Satu hal yang selalu membuat Kanya terus berprestasi karena komitmen tinggi yang Ia miliki. Jadi ketika Ia berkomitmen, harus bertanggung jawab juga untuk mencapainya. Jangan hanya bertujuan untuk bekerja keras tetapi juga harus ‘work smart’ dan tau mana yang menjadi prioritasnya.

Ketika untuk yang pertama kalinya Kanya mengikuti lomba, dia merasakan belum mempunyai pengetahuan apa-apa. Tetapi salah satu faktor yang membantunya, Ia sering menanyakan kepada teman-temannya juga kating yang sudah pernah mengikuti lomba. Hal yang dipelajari olehnya yaitu harus open minded, karena itu yang membuat kita untuk menerima feedback, ide baru, dan team yang kuat sangat dibutuhkan dalam perlombaan itu dengan bagaimana kita bisa bersama-sama menjadi kompak. Yang terpenting, “Learn from your past mistake, ask yourself what could I have done differently” ucap Kanya. Walaupun, kegagalan adalah hal yang membuat Kanya khawatir pada perlombaan pertama. Sekarang menurutnya, gagal itu normal. Kita bisa menjadi pribadi yang baik dengan belajar dari kegagalan itu. Di lain sisi, untuk mengatur waktu agar kegiatan akademik dan non-akademik tetap berjalan, Ia memfokuskan kepada prioritasnya. Kanya selalu menjadwalkannya di kalender agar semua terorganisir.

Target yang diinginkan setelah Kanya lulus yaitu mendapatkan pekerjaan full time yang sesuai dengan passion dan kecintaannya terhadap bidang itu dengan mementingkan work life balance. Sementara pada waktu yang lebih lama, Kanya berencana untuk menikah diumur 25 atau 26 dan menginginkan “Kita Berkisah” menjadi berkembang lebih besar lagi dan bisa membawa dampak kepada orang secara Nasional.

Pesan untuk massa kampus dari Kanya yaitu “Stay true to yourself (you are choosing the right pads for you and doing your best).  Try to be authentic in everything you do and live up to your strength.” Karena dalam segala hal yang kita lakukan pastikan kalau kita mencoba dan melakukannya yang terbaik.