Penulis: Aisyah Maharani
“Penyalin Cahaya”, Film yang sedang marak-maraknya dibicarakan karena isi ceritanya yang dapat dikatakan sangat merepresentasikan apa yang sering terjadi di Indonesia. Film yang berjudul ‘Photocopier’ dalam bahasa Inggris ini mengangkat kisah korban pelecehan seksual serta perjuangannya dalam membela diri.
sumber foto: youtube.com
Wregas Bhanuteja, sang sutradara film, menceritakan Suryani alias Sur, seorang mahasiswa berjurusan komputer yang kehilangan beasiswanya setelah fotonya dalam keadaan mabuk tersebar dalam akun media sosialnya sendiri. Tak mengingat hal tersebut, Sur segera mengungkap fakta dibalik fotonya itu. Namun, Sur malah menemukan fakta yang lebih mengejutkan bahwa dirinya telah mengalami pelecehan seksual.
sumber foto: kincir.com
Nahas, setelah mengetahui fakta tersebut, tak ada yang berpihak kepadanya. Keluarganya yaitu Ayahnya sendiri menganggap itu adalah kesalahan Sur dan pihak kampus hanya menutupinya demi menjaga nama baik kampus. Hanya satu oranglah yang membantunya dalam menemukan bukti, temannya sendiri yang bekerja sebagai tukang fotokopi di kampusnya.
Para penonton dibuat menerka-nerka tentang siapa pelaku sebenarnya, alurnya yang dirancang dengan baik serta perjuangan mati-matian Sur yang diperankan oleh Shenina Syawalita Cinnamon, dibantu oleh beberapa temannya yang terkena kasus yang sama, setidaknya membuat sang pelaku mendapat sanksi sosial.
Film ini sempat ditunda tayang di Indonesia karena salah satu penulis yang ternyata adalah pelaku pelecehan seksual membuat para penonton membuat adanya pro kontra dalam penayangannya. Kasus yang mulanya diangkat untuk menggambarkan realitas para penyintas pelecehan seksual, malah terjerat isu yang kurang mengenakkan sehingga dinilai terlalu sensitif untuk dijadikan topik bagi para penyintas. Beberapa dari mereka berpikir bahwa melalui film ini lah yang dapat mempresentasikan apa yang mereka rasakan kala itu hingga adanya isu tersebut membuat mereka menjadi ragu. Namun, banyak hal yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran dari beberapa tokohnya terutama Sur. Sikapnya yang pantang menyerah, tidak asal menyalahkan orang lain, dan bersikap berani mungkin dapat dijadikan acuan tindakan bagi para korban pelaku pelecehan seksual yang ada di Indonesia saat ini. Film ini pun dapat meningkatkan empati terhadap korban pelecehan seksual yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat agar ;ebih peduli, bukan mengolok-oloknya.
Tak hanya itu, film ini menjadi salah satu film Indonesia terbaik untuk membuka tahun 2022 ini. Setelah berhasil tayang perdana di Busan International Film Festival pada bulan Oktober 2021 dan meraih 12 Piala Citra pada gelaran Festival Film Indonesia 2021, akhirnya film ‘Penyalin Cahaya’ akhirnya dapat dinikmati pada 13 Januari 2022. Selain itu, ‘Penyalin Cahaya’ juga menjadi pemenang di 3 kategori penghargaan dari Festival Film Tempo.
Nah, gimana nih Kampus Mania? Menarik bukan buat ditonton? Yang penasaran kelanjutan dari perjuangan Sur dalam menegakkan keadilan, Yuk langsung aja tonton film ‘Penyalin Cahaya’ di Netflix!
Sumber foto thumbnail: netflix.com