Sumber foto : 8EH Radio ITB
Ditulis pada tanggal 19 Januari 2021 oleh Selda
“Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak pernah baik”
Kita semua pasti pernah mendengar atau membaca quotes di atas bukan? Pada nyatanya, memang benar bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak pernah baik. Hal tersebut sejalan dengan adiksi.
Adiksi adalah kecanduan atau ketergantungan secara fisik dan mental terhadap sesuatu. Bicara mengenai adiksi, tentu hal pertama yang seringkali terlintas di benak kita adalah narkoba bukan? Akan tetapi, tanpa kita sadari, adiksi sebenarnya dapat melekat pada hal-hal mendasar dalam kehidupan kita. Adiksi bermalas-malasan, adiksi bermain game, atau bahkan pada hal yang kelihatannya memiliki output positif seperti belajar juga dapat menjadi adiksi apabila dilakukan secara berlebihan.
Dilansir oleh CNN Indonesia, pelajar dan mahasiswa yang gegar otak lebih banyak disebabkan oleh mereka yang berjuang lebih keras untuk urusan akademis ketimbang rekan mereka yang cidera akibat olahraga. Hal tersebut dilansir berdasarkan hasil studi kecil di Amerika Serikat. Penelitian tersebut membuktikan bahwa belajar secara berlebihan juga dapat memberikan output yang buruk.
Selain belajar secara berlebihan, ada juga hal lain yang seringkali menjadi adiksi bagi mahasiswa. Di masa pandemi ini, banyak sekali kegiatan yang terpaksa dilakukan secara daring. Salah satunya adalah kegiatan belajar mengajar. Karena tuntutan perkuliahan, kita dapat duduk menggunakan gadget selama berjam-jam. Namun, tentu tidak jarang juga kita menjadikannya alasan untuk bermain gadget lebih lama lagi. Bermula dari pikiran “Ah mau buka line bentar deh nanya soal ini”, dapat berujung ke scroll sosial media selama berjam-jam atau justru aplikasi game yang terbuka.
Sumber foto : JEO.kompas.com
Menggunakan gadget memang sudah menjadi salah satu kebutuhan primer kita pada saat ini. Namun, sayangnya masih banyak dari kita yang tidak bijak dalam menggunakan gadget seperti bermain gadget hingga lupa waktu, mengakses konten hiburan secara berlebihan, dan masih banyak lagi. Jika hal-hal tersebut dibiarkan secara terus-menerus, akhirnya akan berujung menjadi adiksi. Lalu, bagaimana cara kita mencegah atau mengatasi adiksi gadget?
Seperti yang dilansir pada artikel mengenai kecanduan gadget yang dipublikasi di Alodokter, pertama-tama kita dapat mengidentifikasi diri kita sendiri terlebih dahulu, apakah kita memang benar-benar sudah kecanduan gadget atau tidak. Selanjutnya, kita dapat mencegah atau mengatasi penggunaan gadget secara berlebihan dengan cara membatasi penggunaan gadget tersebut. Upaya pembatasan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Beberapa di antaranya membatasi jam penggunaan per hari, misalnya maksimal dua atau tiga jam sehari. Selain itu, pembatasan juga dapat dilakukan pada area penggunaan, misalnya tidak menggunakan gadget ketika berada di kamar mandi, dapur, atau kamar tidur. Selanjutnya, waktu luang yang ada dapat dialokasikan ke dalam hal-hal lain yang lebih produktif seperti berolahraga dan membaca buku.
Di samping pengaruh buruk dari adiksi gadget, tentu masih terdapat beberapa pengaruh positif. Sebagai mahasiswa, tentu saja resfreshing dari segala kegiatan perkuliahan juga sangat dibutuhkan dan hal tersebut bisa kita dapati dari bermain gadget. Akan tetapi, jangan lupa untuk tetap bijak dalam menggunakan gadget sehingga kita dapat meminimalisasi pengaruh-pengaruh buruk dari kegiatan tersebut.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai adiksi? Kalian dapat mendengarkan podcast 8EH Radio ITB program OFFSIDE yang membahas mengenai hal ini juga loh!