Taylor Swift, penyanyi sekaligus penulis lagu berbakat berkebangsaan Amerika Serikat, baru saja berhasil mengguncang kembali dunia musik dengan merilis versi baru album lamanya yang ikonik, yakni Speak Now (Taylor’s Version). Perilisan ini dilakukan oleh Taylor setelah perilisan dua album lainnya, Red (Taylor’s Version) dan Fearless (Taylor’s Version) pada tahun 2021. Tiga belas tahun setelah perilisan album Speak Now versi lamanya, tepatnya 5 Oktober 2010 silam, Taylor akhirnya memutuskan untuk merilis ulang album tersebut pada 7 Juli 2023 melalui Republic Records. Rilisnya Speak Now (Taylor’s Version) disambut antusiasme yang membara dari para penggemar Taylor Swift yang sering kali dikenal dengan sebutan “Swifties”. Lantas, Kampus Mania penasaran nggak, sih, sama isi albumnya? Lagu-lagu di albumnya buat siapa, ya? Apa bedanya dengan versi yang lama? Nah, simak artikel berikut ini, ya!

Speak Now (Taylor's Version)

Sumber: twitter.com

 

Emosi yang Berhasil Terungkap

Sama seperti album-album Taylor Swift lainnya, seluruh lagu di dalam album Speak Now (Taylor’s Version) ini memiliki ceritanya masing-masing. Melalui lagu-lagu buatannya sendiri, Taylor mengungkapkan perasaannya tentang masa lalunya. Sebagai contoh, lagu “Back To December” diperkirakan ditulis oleh Taylor sebagai permohonan maaf kepada mantan pacarnya, yang diberitakan merupakan aktor Taylor Lautner. Lagu tersebut berkisah tentang seluruh kesalahan dan penyesalan yang dilakukan Taylor dalam hubungan tersebut. Taylor menyampaikan penyesalan tersebut karena telah menyakiti dan kehilangan orang yang dicintainya. Pada lagu tersebut, dikatakan bahwa Taylor ingin kembali ke bulan Desember, waktu di mana hubungan mereka berakhir, kemudian memperbaiki segala kesalahan yang telah dilakukannya. Wow, sedih juga, ya, ceritanya..

Sumber: edition.cnn.com

Selain “Back To December”, ada juga lagu “Dear John” yang cerita di baliknya tidak kalah menarik. Berbeda dengan “Back To December”, lagu ini dikabarkan ditulis oleh Taylor untuk mantan pacarnya yang lain,  John Mayer. Taylor dan John sempat menjalani hubungan asmara yang cukup singkat di tahun 2009. “Dear John” menjadi lagu yang dibuat untuk menyampaikan rasa sakit yang dialami Taylor karena merasa dimanfaatkan dan diperlakukan dengan buruk oleh orang yang dicintainya tersebut. Lagu ini juga mengungkapkan  rasa ketidakpercayaan dan penyesalannya terhadap hubungan tersebut. Terlebih lagi, “Dear John” kemudian menjadi kontroversial karena dianggap menggambarkan pengalaman negatif dengan mantan pacarnya secara terbuka. Waduh, menurut Kampus Mania gimana, nih?

 

Menggali Perbedaan di Dalamnya

Apa yang membedakan album Speak Now (2010) dengan Speak Now (Taylor’s Version)? Eits.. Sebelum itu, pahami terlebih dahulu alasan Taylor merilis ulang albumnya, ya, Kampus Mania! Pada versi terbarunya ini, Taylor secara pribadi merekam ulang semua lagu dari album tersebut, menandakan pengembalian karya asli ke tangannya. Hal ini menjadi sebuah pernyataan kuat tentang kemandirian dan kebebasan kreatif yang dimiliki oleh Taylor Swift. Perilisan ulang “Speak Now” merupakan sesuatu yang lebih dari sekadar keputusan bisnis. Hal ini menjadi sebuah pernyataan kuat dari Taylor yang sedang berusaha mempertahankan kendali atas karyanya sendiri. Dalam industri musik yang sering kali membatasi kebebasan seniman, Taylor akhirnya berusaha menempatkan kekuasaan kreatif kembali ke tangannya sendiri, memberikan pesan inspirasional tentang hak kepemilikannya terhadap penciptaan dan identitas artistiknya.

Sumber: twitter.com

Pada album Speak Now (Taylor’s Version), perbedaan pertama yang dapat ditemukan dianggap cukup konkret, yakni suara Taylor yang kini memiliki karakter vokal yang lebih matang serta jumlah lagu di dalam album yang bertambah dari 14 lagu menjadi 22 lagu. Taylor pun memperpanjang durasi sekitar 1-3 detik pada hampir seluruh lagu di album tersebut.

Selain itu, terdapat satu kalimat pada lirik lagu “Better Than Revenge” pada bagian reff yang berubah dari “She’s better known for the things that she does on the matter” menjadi “He was a moth to the flame, she was holding the matches”. Dalam suatu wawancara, Taylor pernah mengungkapkan pendapatnya tentang keputusannya untuk menulis lirik lagu yang memiliki nada melecehkan perempuan. Taylor menjelaskan bahwa ketika dia menulis lagu “Better Than Revenge” pada usia 18 tahun, dia sedang berada di masa remaja yang penuh dengan emosi. Taylor kini telah berusia 33 tahun sehingga memiliki pemikiran yang tentu berbeda dengan saat dia menciptakan lagu tersebut. Seiring bertambahnya usia, Taylor telah tumbuh dan belajar lebih banyak dalam hal hubungan antarperempuan serta pandangannya terhadap situasi.

 

The Eras Tour di Singapura

Setelah perilisan ulang tiga album miliknya, Taylor menggelar konser bertajuk “The Eras Tour” sebagai bukti penghargaan artistik Taylor selama bertahun-tahun dan telah menjadi penantian bagi para Swifties sejak lama. Pada tur konsernya tersebut, Taylor juga mengajak beberapa artis untuk ikut memeriahkan konsernya itu, seperti Paramore, Beabadoobee, Phoebe Bridgers, Girl In Red, MUNA, HAIM, GAYLE, Gracie Abrams, OWENN, dan juga Sabrina Carpenter. Tak hanya itu, di salah satu konser The Eras Tour, Taylor rupanya membawa mantan pacarnya, Taylor Lautner, untuk ikut naik ke atas panggung Arrowhead Stadium pada 7 Juli 2023. Walah, bisa aja, nih, Mbak Taylor..

Taylor Swift & Taylor Lautner

Sumber: edition.cnn.com

Namun, ada yang harus disayangkan, nih, Kampus Mania. Perjalanan The Eras Tour ternyata belum bisa menyentuh tanah Indonesia ini. Kabarnya, negara Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang akan menggelar konser The Eras Tour selama enam hari pada Maret 2024 mendatang. Hal tersebut akhirnya mengakibatkan habisnya tiket The Eras Tour di Singapura dalam waktu singkat dengan jumlah antrean sebanyak 1 juta orang. Kampus Mania salah satu dari 1 juta orang tersebut bukan, nih?

Written by Hasna