Ditulis pada tanggal 29 Januari oleh Farras
Mengakhiri bulan pertama di tahun 2021, sudah hampir satu tahun sejak kasus pertama virus covid-19 terekam di Indonesia. Di awal tahun 2020, Kampus Mania pasti pernah mendengar mitos bahwa orang Indonesia kebal terhadap virus covid-19. Mitos ini banyak beredar di media sosial dan sempat membuat masyarakat Indonesia menggelengkan kepala. Anehnya lagi, pada saat itu banyak orang yang menganggap bahwa mitos ini benar.
Hal ini didasarkan pada fakta bahwa Indonesia berada pada iklim tropis yang membuat Indonesia mempunyai suhu panas sepanjang tahun. Kala itu, banyak yang menganggap bahwa virus covid-19 hanya akan ada di negara-negara yang beriklim dingin dan Indonesia tidak akan terdampak. Namun, pada awal Maret 2020 Presiden Joko Widodo mengonfirmasi bahwa ada dua warga negara Indonesia yang terjangkit virus covid-19. Saat ini, kasus virus covid-19 di Indonesia sudah menembus satu juta.
Asumsi bahwa virus covid-19 tidak akan menyerang Indonesia juga didasarkan oleh beberapa kajian yang dilakukan beberapa pakar di Indonesia. Salah satu kajian tersebut dilakukan oleh 11 doktor di Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Matematika, didukung Guru Besar dan Doktor di Bidang Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Kajian tersebut menyatakan bahwa kondisi iklim tropis di Indonesia memang tidak ideal bagi perkembangan virus covid-19. Akan tetapi banyak penelitian terbaru yang salah satunya dilakukan oleh WHO, menunjukkan bahwa penyebaran virus covid-19 tidak bisa digantungkan pada fakta tersebut karena ada banyak faktor lain yang perlu diperhitungkan seperti mobilitas masyarakat dan ketahanan tubuh.
Sumber foto : giantveggiegardener.com
Mitos bahwa orang Indonesia kebal terhadap virus covid-19 membuat kita semua lengah dan enggan menjalankan protokol kesehatan sejak dini. Alhasil sejak kasus pertama, laju penyebaran virus covid-19 semakin cepat dan tidak terlihat akan melambat. Mitos ini adalah salah satu bukti bahwa sebuah pernyataan yang tidak didukung oleh fakta bisa membahayakan banyak jiwa. Hingga saat ini belum ditemukan bukti ilmiah bahwa dalam negara beriklim tropis, virus covid-19 mempunyai kemungkinan menular yang lebih sedikit daripada negara beriklim dingin.
Alasan lain yang mungkin pernah Kampus Mania dengar tentang mengapa orang Indonesia kebal dari virus covid-19 adalah karena orang Indonesia sering minum jamu tradisional. Mitos ini pertama beredar saat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo mengatakan bahwa warga Indonesia dianggap lebih tahan terhadap virus covid-19 karena diduga lantaran warga Indonesia sering mengonsumsi jamu tradisional. Pernyataan ini sempat membuat masyarakat heboh dan langsung memburu jamu-jamu tradisional.
Sumber foto : Kompas.com
Perlu kita ketahui bahwa jamu hanyalah sebuah cara untuk menjaga kekebalan tubuh. Tidak berarti akan membuat kita kebal. Memanglah sebuah fakta bahwa salah satu langkah preventif agar tidak terjangkit virus covid-19 adalah menjaga kekebalan tubuh dan menjaga kondisi tubuh selalu sehat. Namun, tidak berarti bahwa kemungkinan kita terkena virus covid-19 akan hilang setelah kita minum jamu. Kita harus tetap melakukan protokol kesehatan.
Sumber foto : 8EH Radio ITB
Masih banyak lagi mitos dan miskonsepsi yang menyelimuti virus covid-19. Kita harus lebih berhati-hati dalam mendengar informasi dan ingat untuk selalu mencari kebenarannya terlebih dahulu. Jangan sampai Kampus Mania menjadi salah satu pihak yang menyesatkan kebenaran dalam upaya kita semua untuk memberantas virus covid-19. Yuk tonton live instagram program “NGOMEL” pada hari Jumat, 29 Januari 2021 jam 18.30! Pada episode kali ini akan ada Dr. Yolanda Ardelia yang merupakan dokter umum RS Premier Bintaro yang pernah langsung menangani kasus virus covid-19. Can, Dwika, dan Dr. Yolanda akan membicarakan miskonsepsi yang sering kita dengar tentang virus covid-19.