Penulis Pravito – 12 Juni 2021, 10.00 WIB

Indonesia Butuh Anak Muda (IBAM) merupakan sebuah gerakan yang diinisiasi oleh Narasi TV.  Melalui seri Institut Teknologi Bandung, IBAM menghadirkan acara yang inspiratif bagi para pemuda.. Salah satunya yakni Workshop Fotografi yang mengusung tema “How to Make a Powerful Photo Story”, Kamis (11/06/2021).

Acara ini dibuka oleh Monica Noeva selaku moderator untuk memandu acara yang berlangsung selama 1,5 jam. Workshop diisi oleh pembicara yang sudah ahli dibidangnya diantaranya, Managing Director PannaFoto Institute, Ng Swan Ti dan Documentary Photographer, Joshua Irwandi. Melalui platform zoom, workshop diikuti oleh 140 partisipan yang sebelumnya telah mendaftarkan diri. Meskipun secara online, antusiasme dan ketertarikan peserta tetap terasa terlihat dari penuhnya kolom chat yang diisi oleh berbagai pertanyaan. 

Pada sesi pertama, workshop dibawakan oleh Ng Swan Ti selaku Managing Director PannaFoto Institute. Di sesi ini, peserta dijelaskan untuk lebih mengenal tentang basic photo story. Photo story adalah foto yang terdiri dari 2 atau lebih foto yang mengandung satu tema serta antar foto saling mendukung dan menimbulkan gagasan cerita. Menurut Swan Ti, dalam menyusun Photo story tidak hanya mengandalkan secara visual saja, tetapi keterlibatan batin sangat diperlukan karena sejatinya Photo story bersifat sangat subjektif. Jadi, apa yang kita maksud belum tentu sama dengan yang orang lain maksud.

Swan ti juga menjelaskan cara menyusun Photo story supaya lebih bermakna. Menurutnya, penyusunan photo story tidak ada rumus baku. Penyusunannya lebih mudah dengan mencetak semua foto yang ingin dijadikan photo story dan disusun satu demi satu dan dilihat secara visual atau biasa dikenal literasi visual. Setelah itu, mulai melibatkan perasaan untuk menjadikan rangkaian foto yang bercerita. Swan Ti juga menjelaskan biasanya dalam penyusunan photo story juga turut melibatkan editor dan kurator sebelum akhirnya siap untuk dipublikasikan. “Intinya dalam menyusun photo story harus terus dicoba dan dilatih” ujarnya.

Seiring perkembangan zaman, hampir semua orang memiliki smartphone yang dilengkapi dengan kamera bawaan yang memudahkan kita untuk memotret dimanapun dan kapanpun. Momen yang dapat diabadikan kini tidak hanya benda diam, melainkan sebuah peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar dapat menjadi sebuah foto yang bercerita. Terlebih di era digital ini, sebuah kebenaran dapat dikaburkan oleh hoax dan penggiringan opini. Menurut Joshua, menyikapi hal ini sangat dibutuhkan bidang post-truth landscape. “Tanpa adanya suatu aktivisme, karya jurnalistik nihil.” Ujarnya.

Joshua juga menambahkan bahwa dunia fotografi kini telah mengalami pembaharuan. Mulai dari yang sebatas foto-edit-publikasi, tetapi kini dunia fotografi dapat berkolaborasi dengan bidang apapun sehingga menciptakan lebih banyak visual atau distribution model yang baru.  Hal inilah yang mulai merubah stigma negatif masyarakat terhadap dunia fotografi.

Dalam kesempatan tersebut, Joshua juga memberikan tips yang harus dipahami dalam melakukan photo story. Pertama, Mengapa memilih story tersebut. Sebelum melakukan photo story, kita bisa mencari referensi mengenai cerita yang sedang berkembang di masyarakat. Kedua, Mengapa sekarang. Dalam melakukan photo story yang identik dengan suatu peristiwa di masyarakat tentunya momen penting hanya terjadi sekali atau tidak dapat berulang. Ketiga, Mengapa saya. Dunia fotografi memungkinkan semua orang untuk terjun ke dalamnya, asalkan ada kemauan untuk mencoba dan berlatih. Keempat, Strategi visual. Dalam melakukan photo story, perlu diperhatikan kamera dan lensa yang cocok digunakan. Kelima, Isu etika/ilegal. Sebagai fotografer, biasanya selalu ada power relationship dengan objek yang difoto dan bagaimana merepresentasikan secara etis. Keenam, Audiens. Perlu diperhatikan juga pentingnya ketertarikan audiens dengan photo story yang kita buat. 

Dengan memahami basic photo story, Kampus Mania diharapkan tidak hanya foto untuk sebuah konten semata melainkan dapat bercerita melalui foto yang diambil. Selain itu, juga bisa menghasilkan foto yang berdampak bagi masyarakat. Jadi, buat Kampus Mania yang tertarik dunia fotografi, photo story sangat cocok dijadikan untuk mengembangkan skill fotografi. “Ide dan keingintahuan adalah kunci dalam langkah yang kita ambil “ ungkap Joshua Irwandi. 

Sumber foto : Andreana